Selasa, Januari 26, 2010

Ganti Rezim Ganti Sistem, Siapa Takut?

“Ganti Rezim Ganti Sistem”. Kalimat itu tertulis dalam salah satu spanduk besar di pintu gerbang DPR Senayan Jakarta. Dalam berbagai diskusi dan perbincangan seruan tersebut muncul. Juga beredar via sms. Bagi aktivis pergerakan tentu kata-kata tersebut akan dijawab: “Siapa takut?”.
Namun yang lebih penting adalah penjabarannya. Mau diganti dengan rezim siapa dan system apa?.Tentu tidak mudah menjawabnya.

Sebagai contoh, seruan-seruan itu juga muncul dalam pernyataan nara sumber maupun celetukan peserta suatu diskusi yang menghubungkan terbitnya buku “Gurita Cikeas” dengan kemungkinan runtuhnya rezim SBY di TIM beberapa waktu lalu. Suasana revolusi dan semangat ganti system ganti rezim cukup kental. Namun para pembicara tidak memberikan gambaran yang jelas untuk jawaban pertanyaan saya di atas. Misalnya saja pernyataan Saurip Kadi bahwa TNI selama ini dikuasai para kapitalis, maka harus dikembalikan kepada demokrasi. Tentu ini menimbulkan pertanyaan. Sebab negara kapitalis terbesar di dunia sekarang ini, AS, adalah pengusung system demokrasi nomor wahid!

Walau terasa asing, saya yang hadir dalam diskusi yang didominasi kaum nasionalis dan sosialis tersebut ikut nimbrung mengapresiasi suasana revolusi diskusi tersebut. Saya menyampaikan pandangan revolusioner saya untuk mengakhiri korupsi akut laksana kanker stadium 4 di negeri ini. Saya katakan, pemimpin revolusi harus mengumumkan keadaan darurat dan mencekal seluruh pejabat dan mantan pejabat tinggi serta para konglomerat. Pemimpin revolusi mengumumkan agar mereka yang dicekal mengisi formulir isian harta milik mereka. Bilamana mereka memiliki harta yang lebih dari batas kepatutan jabatan mereka, maka mereka wajib mengembalikan harta tersebut kepada negara. Mereka yang mengembalikan harta yang terindikasi hasil korupsi itu langsung mendapat pengampunan tanpa proses hukum, mengingat proses hukum sudah tidak bisa dipercaya lagi. Bilamana dalam batas waktu tertentu mereka tidak mengembalikan harta kelebihan yang tidak wajar itu, maka akan diberlakukan hukum revolusi. Hukum yang efektif untuk itu adalah hukum syariat Islam, yakni para koruptor dihukum sesuai dengan jumlah harta yang dikorupsi. Bila kecil, cukup push up, dicambuk atau kerja paksa. Bila besar, bisa dipotong tangan. Namun bila besar sekali, bisa dipotong lehernya. Sesuai kebijaksanaan hakim revolusi. Revolusi Islam, jangan dikhawatirkan. Non muslim akan kami lindungi. Allahu Akbar!!!

Sayangnya Saurip Kadi, yang sejak awal diskusi tampak heroic, dan seolah-olah sudah siap menggulung rezim yang ada, justru menyatakan bahwa kondisi kita belum siap untuk revolusi! Mantan Aster KSAD itu mengatakan bahwa masalah-masalah yang ada ini harus dikembalikan kepada system pemerintahan demokrasi!

Di sinilah keraguan saya kepada slogan-slogan “revolusi”, “ganti rezim ganti system”, atau seruan-seruan yang lebih seru lainnya yang diteriakkan oleh pihak-pihak tertentu, maupun propaganda-propaganda gerakan yang seolah-olah betul-betul gerakan rakyat seperti “Glandes” atau yang sekarang sedang dirancang untuk aksi “besar-besaran” pada tanggal 28 Januari menyongsong 100 hari pemerintahan SBY.

Sebab, sesungguhnya antara mereka yang mau menjatuhkan dengan yang hendak dijatuhkan itu sama, yakni sama-sama sekuler dan anti Islam. Namun, riak-riak gerakan mereka dalam mengeksploitir kasus Century Gate ini juga menunjukkan bahwa sekalipun mereka sama, namun masing-masing beda kepentingan. Misalnya, pecahnya kongsi SBY dengan Budiono. Konon juga antara Budiono dengan grup Sri Mulyani. Tahsabuhum jamii’an wa quluubuhum syatta!

Bahwa rezim korup dan system bobrok ini harus diganti, tentu kita setuju. Sebab, rezim dan system yang ada ini tidak memenuhi tuntutan kewajaran dalam mengelola negera dengan penduduk muslim terbesar di dunia ini. Rezim dan system pemerintahan menurut Imam Al Mawardi dalam Al Ahkam As Sulthaniyyah memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai pengawal agama (hiraasah ad diin) dan pemelihara urusan umat (siyasah ad dunya).

Rezim SBY ini tidak melindungi Dinul Islam sebagai agama yang dipeluk mayoritas warga negara dengan sikapnya tidak membubarkan Ahmadiyah. Terkesan justru melindungi aliran yang menodai Al Quran dan aqidah umat Islam itu dengan SKB yang diterbitkan. Akibatnya berbagai aliran sesat terus bermunculan di negeri ini. Sedangkan di pihak lain mereka yang dengan alasan gerakan pemberantasan korupsi sudah kebelet menurunkan rezim ini ternyata telah mengajukan permohonan uji materiil kepada Mahkamah Konstitusi untuk mencabut UU No 1/PNPS/1965 tentang Penodaan Agama yang merupakan payung hukum bagi pembubaran Ahmadiyah dan aliran penoda agama lainnya. Artinya, kalau MK mengabulkan permohonan mereka, berarti rezim dan system negara ini sudah tidak lagi melindungi Islam dari penodaan Ahmadiyah dan aliran penoda lainnya.

Rezim dan system ini juga tidak memiliki siyasah ad dunya yang brilian untuk mengelola bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya buat sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Rasulullah saw. bersabda: “Air, padang rumput, dan api (energi) adalah milik bersama umat”. Konsekuensi hukumnya, pengelolaannya harus oleh BUMN, tidak boleh diprivatisasi, apalagi diserahkan kepada perusahan asing seperti Freeport, Exxon, Caltex, Newmont, Danone, dll. Kasus Century 6.7T, BLBI 600T, dan jebakan utang yang membuat rakyat jadi sapi perahan selamanya karena harus menanggung beban bayar bunga 100T per tahun di APBN adalah contoh-contoh dari buruknya siyasah (pemeliharaan urusan umat).

Cukuplah bagi kita firman Allah SWT: Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah..(QS. Al Baqarah 276) untuk menyimpulkan bahwa system ini tidak layak untuk kita dan harus segera diganti. Siapa takut?.

Rabu, Oktober 28, 2009

Buletin Ad Dakwah Edisi 45 : Nasihat Ulama kepada Penguasa

Kaum muslimin rahimakumullah,
Alkisah setelah Harun ar Rasyid secara resmi diangkat sebagai khalifah, beliau sibuk setiap hari menerima kedatangan para tamu dan ulama yang menyampaikan selamat. Kecuali seorang ulama besar, yakni Imam Sufyan Ats-Tsauri yang tidak pernah menampakkan dirinya, sehingga khalifah Al Rasyid merasa perlu untuk mengirim surat kepadanya, sebagai berikut:

Bismillahirrahmanirrahiim,
Dari hamba Allah Amirul Mukminin Harun Ar Rasyid.
Kepada saudara Sufyan bin Said bin Munzir Ats Tsauri.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Amma ba’du. Saudara Sufyan, sebagaimana saudara ketahui bahwa Allah SWT telah mempersaudarakan orang-orang mukmin. Maka jauh sebelum aku menjadi khalifah, persaudaraan itu sudah sangat erat antara engkau dan aku. Bahkan sampai hari dan detik ini aku tetap menganggap saudara sebagai orang yang paling dekat dengan ku.

Di saat seperti sekarang ini, dimana Allah SWT telah memikulkan beban urusan umat ini di atas pundakku, aku sangat membutuhkan kedatangan saudara. Ketahuilah bahwa seluruh ulama di kota Baghdad dan sekitarnya sudah berdatangan kepadaku untuk memberikan ucapan selamat. Kepada mereka telah kuberikan hadiah sebagai tanda syukur kepada Allah dan terima kasihku kepada mereka. Semoga dengan tibanya surat ini, kedatangan saudara akan aku sambut dengan gembira sebagaimana para tamu lainnya...

Kaum muslimin rahimakumullah,
Sesampai surat itu, Imam Sufyan tidak mau menyentuhnya. Beliau menyuruh orang lain membacanya. Ketika ditanya mengapa, beliau menjawab : “Aku tidak ingin menyentuh apa-apa yang telah disentuh oleh tangan-tangan yang berdosa”.

Lalu Imam Sofyan menyuruh orang lain untuk menjawab surat tersebut dengan menulis di balik lembaran surat dari Khalifah itu. Orang yang disuruh menulis surat itu berkata: ”Aku kira kurang sopan kita menulis surat kepada Khalifah dengan kertas bekas Khalifah sendiri”. Sofyan menjawab: “Itu adalah urusanku sendiri, tulislah apa yang aku katakan.”

Kemudian Imam Sofyan mendiktekan surat sebagai berikut:
Bismillahirrohmanirrohim,
dari hamba Allah yang penuh dosa, Sofyan bin Said bin Mundzir Ats Tsauri.

Kepada hamba Allah yang angkuh Harun Al Rasyid,
Amma Ba’du! Ketahuilah ya Harun Al Rasyid, Bahwa mulai hari ini aku telah memutuskan tali persaudaraanku dengan engkau. Dan aku sudah menghapuskan dari dalam hatiku rasa kasihsayangku padamu. Sungguh engkau adalah orang yang bodoh dan boros. Apa yang selama ini belum aku ketahui tentang dirimu, sekarang telah terbuka semuanya melalui suratmu itu.

Aku bersama orang-orang yang telah membaca suratmu itu dengan sendirinya akan menjadi saksi atasmu di hadapan Allah pada hari kemudian. Apa sebabnya? Bukankah engkau telah berkata di dalam surat itu, bahwa engkau telah menbagi-bagikan hadiah kepada orang-orang yang datang kepadamu untuk menyampaikan ucapan selamat? Bukankah engkau mengambil hadiah-hadiah itu dari Baitul Maal? Lalu engkau bagi-bagikan kepada mereka yang tidak berhak menerimanya ? Ya Harun Al Rasyid apakah engkau sudah minta izin kepada fakir miskin, janda, anak-anak yatim, para mujahidin fi sabilillah,dan para pejuang agama Allah; untuk membagi-bagikan hak mereka kepada orang-orang yang datang kepadamu itu ?

Ya Harun Al Rasyid! Dahulu aku mengenal engkau sebagai seorang yang zuhud, suka bergaul dengan orang-orang yang baik, dan selalu menghadiri majelis-majelis Al Qur’an? Tetapi sekarang dengan kekuasaan yang kau miliki justru telah menjauhkan dirimu dari semua itu. Maka sekarang bersiap-siaplah engkau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Allah nantinya.

Ya Harun Al Rasyid ! Ketahuilah bahwa kematian akan datang.
Ya Harun Al Rasyid! Itulah nasehat-nasehatku padamu. Peliharalah amanat Allah dan lindungilah umat Muhammad SAW. Dan berikanlah hak-hak mereka.

Ya Harun Al Rasyid! Ketahuilah bahwa setiap manusia itu akan menemui ajalnya. Diantara mereka ada yang beruntung dengan membawa amal, dan ada pula yang merugi di dunia dan di akhirat. Engkaupun tentu akan mendapat giliran kematian itu.

Ya Harun Al Rasyid! Berhati-hatilah dalam kehidupan di dunia ini. Ujian dan cobaan selalu mengintaimu. Dan nasehat yang paling baik adalah nasihat dari dirimu sendiri.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Dengan sikap tegas dan teguh dalam memegang kebenaran seperti yang ditampilkan Imam Sufyan, penguasa seperti Harun ar Rasyid tetap di jalan kebenaran. Harun ar Rasyid adalah seorasng Khalifah yang sangat terkenal dan memerintah kaum muslimin dengan kesederhanaannya di masa keemasan dan kejayaan Khilafah Islam. Beliau adalah Khalifah yang senantiasa siap terjun ke medan perang memimpin jihad fi sabilillah. Bila tahun ini beliau memimpin jihad, maka tahun depan beliau di ibukota memimpin rakyatnya dengan kebijaksanaannya. Pada tahun tidak memimpin jihad itulah beliau pergi haji ke Mekkah dengan berjalan kaki dari kota Baghdad.

Penguasa yang taqwa dan sederhana ini, mampu memimpin negara yang besar, dengan mensejahterakan rakyatnya dan menjaga keadilan di antara warga negara. Di tangannyalah kemajuan peradaban Islam yang luar biasa kembali dicapai setelah kemajuan di masa para sahabat Nabi saw. Dan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, negara Islam pada waktu itu menjadi negara nomor satu di dunia, dan menjadi pusat peradaban dunia. Subhaanallah!

Kaum muslimin rahimakumullah
Hari ini kita perlu ulama yang berani dan tegas menasihati penguasa seperti Imam At Tsauri agar penguasa bisa kembali ke jalan yang benar, yakni penguasa yang menjalankan amanat kekuasaan yang diberikan Allah SWT kepadanya dengan sebenar-benarnya, yang melindungi umat Nabi Muhammad saw. dan memberikan hak-hak mereka. Penguasa yang betul-betul rajin datang ke majelis-majelis Al Quran untuk ber-tafaqquh fid diin dan mengamalkannya dalam tugas-tugasnya menjalankan pemerintahan yang diamanatkan kepadanya.

Penguasa yang menjalankan pemerintahan dengan hukum-hukum dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw.. Penguasa yang akan menghasilkan keberkahan-keberkahan Allah dari langit dan bumi sebab dalam pemerintahannya dia mampu mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Kaum muslimin rahimakumullah
Semoga gempa bumi dan berbagai bencana alam yang terus datang silih berganti menyadarkan penguasa bahwa ada suatu “something wrong” dalam pemerintahan ini yang berujung pada kemiskinan dan kesengsaraan kehidupan mayoritas masyarakat. Dan semoga para ulama memiliki keberanian (QS. At Taubah 18) seperti Imam Sufyan Ats-Tsauri mengingatkan penguasa atas kewajiban-kewajibannya yang telah difardlukan oleh Allah SWT kepadanya.
Baarakallahu lii walakum

Jumat, Agustus 28, 2009

Buletin Ad Dakwah Edisi 39 : HAKIKAT SHAUM

Kaum muslimin rahimakumullah,
Alhamdulillah, dengan idzin Allah SWT kita telah memasuki bulan Ramadhan 1430H. Alhamdulillah kita diberi kesempatan oleh Allah SWT kembali beribadah di bulan penuh berkah ini. Sudah sepantasnya kita bersyukur dengan mengoptimalkan ibadah selama sebulan penuh, baik shaum Ramadhan sebagai ibadah utama, maupun qiyam ramadhan dan ibadah lainnya sebagai penunjang.

Namun sayang, tidak sedikit di antara kita yang lengah hingga tak mampu memetik banyak pahala dan kebajikan di bulan penuh pahala ini. Tidak sedikit di antara kita yang berada di garis minimal, tinggal melaksanakan shaum dan sholat tarawih saja. Bahkan tidak sedikit di antara kita yang berada di titik nol, yakni shaumnya pun sia-sia. Rasulullah saw. mensinyalir orang-orang seperti itu dalam sabdanya:
“Betapa banyak orang-orang yang bershaum balasannya adalah lapar dan haus dan betapa banyak orang yang mendirikan ibadah di malam Ramadhan balasannya hanyalah begadang” (HSR.Ibnu Khuzaimah). Na’udzu billahi min dzalik!

Kaum muslimin rahimakumullah,
Tentu kita ingin agar shaum kita berhasil mengantarkan kita kepada target melaksanakan shaum, yakni menjadi orang yang bertaqwa. Untuk itu, langkah awal yang perlu kita tempuh adalah menyadari dan memahami hakikat shaum, karakteristiknya, dan pengaruhnya dalam kehidupan kita sebagai kaum muslim.

Kaum muslimin rahimakumullah
Sebagaimana ibadah-ibadah khusus lainnya, shaum memiliki karakteristik tertentu, yaitu: Pertama, ibadah shaum bersifat tauqifiyah alias diterima apa adanya dari Allah SWT melaui Al Quran dan As Sunnah. Shaum wajib sebulan penuh itu hanya di bulan Ramadhan. Dikerjakan hanya dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari. Tidak diam “ngebleng’ di suatu tempat, tapi sambil shaum seorang muslim tetap melaksanakan aktivitas hidupnya secara normal dan lain sebagainya yang merupakan ketentuan Allah SWT.
Kedua, adanya kewajiban shaum tanpa ada illat atau sebab disyariatkannya shaum. Tapi semata perintah Allah (lihat QS. Al Baqarah 183,185). Sekalipun ada hadits yang menyebut hubungan shaum dengan kesehatan, tapi kewajiban shaum bukanlah lantaran demi menyehatkan tubuh manusia atau sebab lain.
Ketiga, shaum dilaksanakan hanya untuk Allah SWT semata, tidak untuk yang lain (lihat QS. Al Kahfi 110). Dalam hadits Qudsi Nabi bersabda: Allah SWT berfirman:
“Shaum itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya” (HR. Tirmidzi) .
Keempat, shaum diterima hanyalah manakala dikerjakan dengan ikhlas lilahi ta’ala. Shaum yang dilaksanakan tidak dengan niat ikhlas lilahi ta’ala tidak dihitung ibadah. Nabi saw. bersabda:
"Sesungguhnya amal-amalan ter-gantung dengan niat".
Juga, hadits yang diriwayat-kan dari Hafshah ra. Bahwa Nabi saw bersabda :
"Siapa saja yang tidak menyertakan niat shaum di malam harinya, maka tidak ada shaum baginya".
Kelima, shaum adalah ibadah yang langsung kepada Allah, tanpa perantara. Ketika seorang muslim berlapar-lapar dalam melaksanakan shaum, laparnya itu langsung dihubungkan dan diniatkan untuk Allah SWT. Dengan rasa lapar dan haus itulah dia sedang “online” dengan Allah SWT.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Ibadah shaum sebagaimana ibadah-ibadah lainnya, apabila dikerjakan dengan ikhlas dan benar, insyaallah akan memberikan bekas pada diri pelaku-nya. Seorang muslim yang terlatih dengan shaum akan memiliki sifat lebih sabar, lebih jujur, dan lebih menjaga kesucian dirinya.
Untuk memahami lebih dalam dari efektivitas ibadah shaum pada kepribadian seorang muslim, maka perlu kita telaah kembali karakter kelima shaum, yakni ibadah yang langsung kepada Allah, tanpa perantara.

Ketika seorang muslim berlapar-lapar dalam melaksanakan shaum, laparnya itu langsung dihubungkan dan diniatkan untuk Allah SWT. Dengan rasa lapar dan haus itulah dia sedang “online” dengan Allah SWT.
Kesadaran hubungan langsung “online” dengan Allah SWT ini serta kesadaran bahwa dia adalah hamba Allah SWT yang wajib senantiasa taat kepada-Nya dalam situasi dan kondisi apapun sepanjang hayatnya inilah yang akan membuat seorang muslim bisa mengendalikan dirinya.

Kaum muslimin rahimakumullah
Saat bershaum seorang muslim melakukan “imsak”, yakni menahan diri dari makan, minum, berhubungan suami-istri, dan segala perkara yang membatalkannya. Makan, minum, berhubungan suami-istri diperbolehkan di malam bulan Ramadhan maupun di siang-malam bulan-bulan yang lain. Namun di saat shaum, seorang muslim menahan diri dari perkara itu hanya karena Allah. Dalam Hadits Qudsi riwayat Abu Harairah r.a. bahwa Nabi bersabda: Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya dia (shaum) itu untuk-Ku, dan Aku akan membalasnya. Dia (anak Adam) meninggalkan syahwat dan makanannya karena-Ku” (HR. Muslim).

Bilamana perkara yang asal-nya halal saja bisa ditinggalkan oleh seorang muslim lantaran ketaatannya kepada Allah, apalagi perkara yang asalnya me-mang diharamkan oleh Allah SWT.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Shaum sebagai ibadah khusus yang bisa dijalankan bersamaan dengan aktivitas-aktivitas lainnya pada hakikatnya membangkitkan dan memelihara kesadaran hubungan kita dengan Allah SWT. Bila kita hendak minum atau makan di siang hari di bulan Ramadhan, maka kita sadar bahwa kita sedang shaum, bahwa Allah pasti mengawasi kita, dan bahwa Allah pasti mengetahui bahwa kita sendiri yang membatalkan shaum kita.

Bila hendak melakukan suatu bentuk maksiat, kita sadar bahwa kita sedang shaum, bahwa Allah SWT pasti mengawasi kita, bahwa Allah pasti mengetahui bahwa kita sendiri yang membatalkan pahala shaum kita dengan pelanggaran kepada hukum Allah SWT itu. Shaum melatih kita untuk menyadari apa hakikat dan akibat suatu perbuatan yang akan kita lakukan. Kata pepatah: “Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna”.
Saum melatih kita untuk senantiasa menyadari dan merasakan firman Allah SWT:
“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hadid 4).

Kaum muslimin rahimakumullah
Dan kesadaran itu akan mengendalikan diri kita agar senantiasa berjalan di rel syariah yang benar. Di dalam sebuah hadits Nabi saw. menyatakan:
“Seorang pezina tidak akan berzina, jika saat berzina ia dalam keadaan mukmin, tidaklah seseorang akan meminum khamer jika saat meminumnya ia dalam keadaan mukmin, tidaklah seseorang akan mencuri jika saat mencuri itu ia dalam keadaan mukmin, dan tidaklah seseorang akan merampas sesuatu yang menyenangkan pandangannya jika saat merampas itu ia dalam keadaan mukmin” (HR. Bukhari)

Semoga shaum kita menghasilkan kesadaran kita akan hubungan kepada Allah SWT setiap saat.
Baarakallahu lii walakum

Rabu, Agustus 26, 2009

FKSK Ke-2 Solo: Tinggalkan Syariah, Umat Islam Akan Selalu "Dikuyo-kuyo"

Umat Islam dimana saja, termasuk di Indonesia, selama (tetap) meninggalkan syariah dalam kehidupannya maka akan selalu “dikuyo-kuyo” (diperlakukan semena-mena, red.) oleh berbagai pihak yang tidak menghendaki umat dan agama Islam kuat di muka bumi ini, baik setelah pilpres atau sebelum pilpres atau kapan saja. Demikian kesimpulan yang mengemuka dalam diskusi rutin FKSK (Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan) Kota Solo ke-2 yang diselenggarakan oleh HDI (Hizb Dakwah Islam) dan FUI (Forum Umat Islam), Ahad (23/8), dengan mengangkat tema “Nasib Umat Islam Pasca Pilpres”.

Diskusi rutin yang kali ini menghadirkan tokoh ulama Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, tokoh muda muslim Munarman (Direktur An Nasr Institute) dan ekonom UGM yang juga tokoh muda muslim DR. Revrisond Baswir itu juga menegaskan bahwa sekuat apapun musuh-musuh Islam asalkan umat Islam teguh berpegang pada syariah, maka pastilah musuh-musuh Islam itu yang akan kalah, karena sudah merupakan kepastian janji Allah SWT bahwa umat Islam akan dimenangkan dari umat manapun.

“Makna dien itu (antara lain) adalah ideologi”, kata Ust. Abu, “yang berarti sesuatu yang mengatur hidup manusia. Karena itu ada dienulllah dan ada dienunnaas. Dienullah merupakan ideologi yang berasal dari Allah, dalam hal ini adalah agama Islam, sedangkan dienunnaas adalah berbagai ideologi yang dibuat manusia seperti ideologi komunis, kapitalis, dan sebagainya”, lanjutnya.

Amir Jamaah Anshorut Tauhid ini menegaskan bahwa sebagai ideologi maka agama Islam tidak bisa ditegakkan hanya secara kultural melainkan harus secara struktural, yaitu melalui kekuasaan, dalam hal ini sistem pemerintahan khilafah. Untuk mencapai tujuan itu, maka caranya hanyalah melalui dakwah dan jihad.

“Umat Islam harus paham benar soal ini” tandasnya.

Dalam menghadapi berbagai ideologi yang ada di dunia saat ini, umat Islam tidak perlu panik atau takut, sepanjang senantiasa bersikap ta’at dan wara’. Ta’at kepada syariah, dan wara’ yaitu menolak ataupun meninggalkan segala hal yang tidak sesuai dengan syariah. Sekalipun datang dari kalangan kafir, kalau sesuai dengan syariah maka dapat kita terima. Tetapi apabila tidak sesuai atau bertentangan maka harus kita tolak. Sebagai contoh paham nasionalisme, demokrasi dan sebagainya.

“Dengan demikian parameter kita itu adalah syariah” ujar pimpinan Pesantren Al Mukmin Ngruki, Jawa Tengah itu.

Elit Politik Islam Terbagi Dua

Munarman menyampaikan elit politik umat Islam di Indonesia yang ada sekarang ini praktis terbagi dua, yaitu mereka yang “hedonistik-konsumeris” dan yang benar-benar “pejuang Islam” atau yang disebutnya kaum mujahidin. Sayangnya yang lebih mendominasi mereka saat ini justru yang “hedonistik-konsumeris” itu, sehingga mereka mudah melakukan kompromi politik dengan meninggalkan kepentingan perjuangan Islam demi mendapatkan kekuasaan atau jabatan.

“Upaya mematahkan kaum mujahidin di seluruh dunia merupakan skenario global yang disusun oleh Pentagon (Departemen Pertahanan AS)”, ungkap Munarman.

Ketua Tim Advokasi FUI ini mengkritisi betapa pemerintah Indonesia benar-benar telah berada dalam cengkeraman asing, termasuk dalam proses penyusunan undang-undang di DPR.

“Boleh dikata setiap bantuan asing mensyaratkan adanya pembuatan undang-undang yang menguntungkan negara donor” tegasnya.

Ia mencontohkan berbagai undang-undang maupun draft undang-undang, seperti misalnya di bidang pelistrikan yang sangat menguntungkan pihak asing.

Munarman mengingatkan bahwa setelah era perang dingin berakhir, maka yang menjadi musuh “barat” tidak bisa tidak adalah umat Islam dengan ideologinya yang kuat dan hasrat besarnya untuk membentuk pemerintahan Islam di bawah sistem khilafah. AS pernah dua kali melansir perhitungan akan lahirnya kekhilafahan Islam di dunia ini, yang diperhitungkan akan bangkit antara tahun 2015-2025.

Legalisasi Kolonialisme

Revrisond Baswir memberikan sentuhan sejarah dalam diskusi tersebut. Ia mengigatkan kita betapa kolonialis tidak rela begitu saja melepaskan Indonesia dari cengkeraman mereka. Sewaktu diadakan KMB (Konferensi Meja Bundar) di Den Haag, antara Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda tanggal 23 Agustus-2 November 1949, yang antara lain salah satu butir kesepakatannya adalah Republik Indonesia harus bersedia mengambil alih hutang Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia. Jadilah Indonesia berkubang hutang dari waktu ke waktu.

Pada masa pemerintahan Soeharto, Indonesia memiliki hutang luar negeri sebesar US$54M, tanpa hutang dalam negeri. Tapi kini Indonesia memiliki hutang luar negeri bahkan hutang dalam negeri yang total keseluruhan besarnya meroket menjadi US$165M.

Sejalan dengan Munarman, Mas Sony demikian nama akrab Revrisond Baswir, juga mengatakan bahwa Negara-negara donor telah menjajah Indonesia melalui hutang-hutang tersebut dengan menghisap kekayaan Indonesia melalui berbagai produk undang-undang. Inilah yang dia sebutkan sebagai legalisasi kolonialisme di negerii ni. Dan Sony mensinyalir jatuhnya pemerintahan Soekarno karena mau coba-coba melepaskan diri dari cengkeraman asing, Negara AS.

Diskusi yang digelar di Wisma Batari, Solo, Jawa Tengah itu dipenuhi sekitar 1200 pengunjung. Banyak yang tidak dapat tempat duduk, hingga host M. Luthfie Hakim mempersilakan sebagian hadirin untuk duduk di karpet panggung pembicara, bahkan banyak yang rela duduk di lantai baris terdepan. Diskusi FKSI Solo kali ini didukung oleh tabloid Suara Islam, Hadis, HizFM, dan Islamadina. (Luthfie Hakim/suara-islam.com)

Kamis, Agustus 20, 2009

Buletin Ad Dakwah Edisi 38 : Kewajiban Shaum Ramadhan

Kaum muslimin rahimakumullah,
Allah SWT berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. (beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al Baqarah 183-185)

Kaum muslimin rahimakumullah
Allah SWT mewajibkan umat Islam menjalankan ibadah shaum pada bulan Ramadhan, sebagaimana telah diwajibkan pada umat-umat terdahulu. Menurut catatan Imam at Thabari dalam tafsirnya Jami’ul Bayan dahulu kaum Nasrani berpuasa di bulan Ramadhan dan diwajibkan atas mereka agar tidak makan dan tidak minum sesudah tidur serta tidak boleh mengawini perempuan pada bulan itu sehingga mereka merasa berat melaksanakan shaum di bulan Ramadhan. Maka mereka mengganti pelaksanaan shaum itu pada musim semi (antara musim panas dan musim dingin) dan mereka tambah bilangan hari puasanya 20 hari sebagai kafarat sehingga mereka berpuasa 50 hari.

Kaum muslimin rahimakumullah
Kewajiban shaum itu adalah pada bulan Ramadhan, bulan dimana Al Quran pertama kali diturunkan ke bumi (QS. Al Alaq 1-5). Dimana Al Quran merupakan petunjuk buat manusia karena di dalamnya terdapat petunjuk dan penjelasan yang membedakan antara yang haq dan yang batil. Maka siapa saja yang hadir (mukim di tempat tinggalnya) hendaknya dia melaksanakan kewajiban shaum itu. Menurut Tafsir Ash Shabuni, Allah SWT mengulangi kalimat waman kana minkum maridhan au ala safarin fa’iddatun min ayyamin ukhar (dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka, Maka wajiblah baginya berpuasa, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.) adalah agar tidak ada yang berilusi bahwa lafazh ayat tersebut telah dinasakh oleh lafazh faman syahida minkumus syahra, sehingga dianggap hilang hukum rukshoh tersebut.
Jadi kewajiban shaum di bulan Ramadhan ini berlaku bagi kaum muslim yang mukim dan sehat. Sedangkan bagi orang yang sakit dan bepergian diberikan keringanan (rukshoh) untuk tidak melaksanakan ibadah shaum dan menggantinya pada bulan lain sebanyak hari yang ditinggalkannya.

Kaum muslimin rahimakumullah
Adapun orang yang bila melaksanakan puasa penuh keberatan dan kesulitan (walladzina yuthiquunahu) lantaran usia yang sangat tua dan kelemahan fisik yang sangat seperti orang sakit yang sulit diharapkan kesembuhannya kembali, maka dia dibebaskan dari kewajiban shaum dan wajib membayar fidyah, yakni memberi makan seorang fakir miskin sehari. Disunnahkan bila dia memberi makan lebih dari seorang fakir miskin setiap hari. Namun Allah SWT menegaskan bahwa bagi orang-orang yang mendapatkan rukhshoh di atas, melaksanakan shaum itu sebenarnya lebih baik daripada berbuka dan membayar fidyah jika mereka mengetahui pahala dan keutamaan shaum.

Kaum muslimin rahimakumullah
Allah SWT memperkenankan bagi orang yang sakit dan safar untuk berbuka dalam bulan Ramadhan sebagai rahmat dan memberikan kemudahan. Sebagian besar fuqaha berpendapat bahwa sakit yang membolehkan berbuka adalah sakit yang berat yang dapat membahayakan jiwa, atau kalau diteruskan berpuasa malah akan menambah sakitnya, atau dikhawatirkan terlambat sembuhnya. Sedangkan bepergian yang membolehkan berbuka adalah bepergian jauh yang menurut kebiasaan dapat menyebabkan penderitaan.
Imam Auzai berpendapat bahwa bepergian yang membolehkan seseorang berbuka adalah bepergian sehari. Alasannya, bepergian kurang dari sehari adalah bepergian dekat dan masih bisa digolongkan sebagai orang yang mukim. Lazimnya orang bepergian tidak mungkin pulang pada hari itu juga. Oleh karena itu, masa terpendek dari bepergian yang membolehkan puasa adalah sehari.
Imam As Syafi’I dan Imam Ahmad berpendapat bahwa bepergian yang membolehkan seseorang berbuka adalah selama dua hari dua malam dan jarak yang ditempuh kira-kira 16 farsakh (kira-kira 88,704 km). Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah dan Ats Tsauri bepergian yang membolehkan puasa adalah bepergian selama tiga hari tiga malam dan jarak yang ditempuh adalah 14 farsakh (kira-kira 77,616 km). Menurut Imam Al Qurthubi bahwa menurut riwayat dalam Sahih Bukhari bahwa Ibnu Umar r.a. dan Ibnu Abbas r.a. berbuka dan mengqashar sholat dalam perjalanan 4 barid, yaitu 16 farsakh (kira-kira 88,704km).
Bagi orang yang bepergian, mana yang lebih utama, berpuasa ataukah berbuka? Tentu tergantung kondisi. Bilamana puasa itu membuatnya kepayahan, maka lebih baik berbuka. Dalilnya adalah di masa Rasulullah saw. ada seseorang yang di tengah jalan dijumpai Rasulullah sedang diguyur air dalam keadaan kepayahan. Ketika ditanya kenapa? Maka dijawab bahwa dia sedang shaum. Lalu Rasulullah saw. bersabda: “Tidak termasuk kebaikan berpuasa dalam bepergian”.
Namun bila kondisi perjalanan tidak melelahkan dan tidak membuatnya kepayahan, maka berpuasa adalah lebih baik bagi orang yang bersangkutan. Berdasarkan firman Allah SWT: “Berpuasanya kalian lebih bagi kalian”.

Kaum muslimin rahimakumullah
Allah SWT mewajibkan ibadah shaum kepada kita dengan ditutup kalimat la’allakum tattaquun..artinya hikmah pelaksanaan ibadah shaum adalah untuk menghasilkan sifat taqwa pada diri orang-orang yang melaksanakannya. Agar mereka menjadi orang-orang muttaqin yang menjauhkan dirinya dari perkara-kara yang diharamkan oleh Allah SWT. Imam Qaffal berkata bahwa salah satu rahmat dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya adalah mewajibkan ibadah shaum sebagai media yang dapat menumbuhkan rasa taqwa. Seandainya tidak diwajibkan, tentu akan hilang hikmah yang sangat mulia ini. As Shabuni dalam Tafsir Ayatil Ahkam mengatakan bahwa kalimat la’allakum tattaquun.. dalam ayat tersebut menunjukkan besarnya faedah dan hikmahnya yang sangat tinggi, yaitu membiasakan jiwa orang yang melaksanakan ibadah shaum untuk meninggalkan keinginan-keinginan nafsu yang dibolehkan demi melaksanakan perintah-Nya dan berharap pahala-Nya. Pembiasaan tersebut akan melahirkan jiwa taqwa yang ringan dalam meninggalkan apa-apa yang diharamkan Allah SWT. Oleh karena itu, mari kita persiapkan diri kita dalam menjalani ibadah shaum Ramadhan dengan sebaik-baiknya sehingga tercapai hikmahnya.
Baarakallah lii walakum

KH. M. Al Khaththath : Pangdam TNI Diminta Belajar Soal Pangeran Diponegoro

Kritik tajam datang dari Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath atas pernyataan Pangdam IV Diponegoro, Mayjen Haryadi Soetanto yang meminta masyarakat waspada terhadap orang bersurban serta berjenggot.

Menurut Al Khaththath pernyataan itu tidak layak dilontarkan seorang petinggi TNI. "Pernyataan Pangdam IV Diponegoro adalah tindakan gegabah, kalau orang bersorban dan berjenggot harus dilaporkan," ujar Sekjen Forum Umat Islam, Muhammad Al Khaththat kepada okezone, Selasa (18/8).

Kemarin, Mayjen Haryadi dalam acara peringatan detik-detik Proklamasi di Lapangan Pancasila, Simpanglima, Semarang, meminta masyarakat agar secepatnya melapor ke aparat apabila melihat orang bersurban, berjubah, dan berjenggot dengan perilaku yang mencurigakan.

Menurut Al Khaththat, Mayjen Haryadi itu tidak pantas menjadi Pangdam IV Diponegoro. Pasalnya Pangeran Diponegoro juga menggunakan sorban. "Bagaimana dengan Pangeran Diponegoro yang menggunakan sorban, Pangdam Diponegoro apa tidak mengaca," tegasnya.

Menurut Al Khathtat sorban adalah ciri umat Islam dan juga merupakan sunnah Rasullah. Lebih lanjut Al Khathat juga menambahkan, sebaiknya diruangan Mayjen Haryadi juga diletakkan gambar Pangeran Diponegoro. "Apakah Pangeran Diponegoro itu pakai topi Belanda atau pakai sorban," pungkasnya. (mj/okezone.com)

Pernyataan Pers FUI Menolak Israel Buka Kantor Cabang di Jakarta

Pernyataan Pers FUI
Menolak Israel Buka Kantor Cabang di Jakarta


Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

Di tengah hingar-bingar pemberitaan yang sangat massif dan terus menerus pasca pengeboman hotel Ritz-Marriott 17 Juli lalu, ternyata diam-diam Israel membuka kantor dagang di Jakarta.

Ini terungkap dari pemberitaan harian Dza Marker berbahasa Ibrani yang terbit di Israel, menuliskan laporan jika Israel tengah berupaya memperluas jaringan dan hubungan ekonominya dengan Negara-negara di Asia Tenggara, salah satunya adalah Indonesia.

Tujuan dibukanya kantor dagang Israel di Jakarta adalah untuk memulai babak baru hubungan ekonomi antara Israel dan Indonesia. Ternyata, sebelum kantor dagang Israel itu dibuka di Jakarta, bubungan "gelap dan diam-diam" antara Indonesia dan Israel telah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu. Hal tersebut diungkapkan sendiri oleh Ran Kohin, kepala kantor dagang Israel-Asia. Kohin menegaskan, dibukanya kantor dagang Israel di Jakarta merupakan hasil dari perkembangan yang baik dalam hubungan ekonomi antara Indonesia dan Israel yang sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu, meskipun tak ada hubungan diplomatik antara keduanya. Tahun 2001, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Luhut Binsar Pandjaitan meneken Surat Keputusan Menperindag No 23/MPP/01/2001 tertanggal 10 Januari 2001 yang melegalkan hubungan dagang antara RI dengan Zionis-Israel.

Hanya saja kantor dagang Israel untuk Indonesia yang dikepalai oleh Immanuel Shahaf ini sampai hari ini masih belum diketahui alamatnya di mana.

Terhadap fenomena ini, Forum Umat Islam (FUI) amat prihatin dengan sikap pemerintah Indonesia yang mengizinkan bangsa penjajah Zionis israel membuka kantor perwakilan dagang di Jakarta. Tindakan tersebut inkonstitusional, sebab bertentangan dengan pembukaan UUD 1945 yang mempunyai sikap tegas bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.

Perlu ditegaskan bahwa pembukaan Kantor Dagang Israel di Indonesia akan memiliki implikasi:

  1. Kegiatan politik dan diplomatik yang dilakukan secara diam-diam oleh negara penjajah Zionis Israel dengan cover kantor dagang.

  2. Kegiatan dalam poin 1 akan menghasilkan pengakuan diplomatik dari RI kepada negara penjajah Zionis Israel yang sampai hari ini telah menjajah dan menindas bangsa dan negara muslim Palestina.

  3. Kegiatan kantor dagang juga akan menghasilkan dominasi dan eksploitasi ekonomi negara penjajah Zionis Israel di Indonesia.

Oleh karena itu, FUI menyerukan kepada pemerintah Indonesia agar:

  1. Segera mencabut surat Surat Keputusan Menperindag No 23/MPP/01/2001 dan melarang segala bentuk hubungan apapun dengan negara penjajah Zionis Israel.

  2. Segera menutup kantor dagang negara penjajah Zionis Israel di Indonesia.

  3. Segera menghentikan semua hubungan ekonomi Indonesia-Zionis Israel, baik antar negara maupun antar swasta sebagai upaya preventif untuk mencegah dominasi negara penjajah Zionis Israel atas Indonesia.

Kepada para alim ulama, pemimpin ormas dan orpol Islam, pimpinan pesantren dan lembaga-lembaga Islam, para mahasiswa, pelajar, buruh dan pekerja muslim, serta jamaah umat Islam, kami serukan agar meningkatkan persatuan dan kesatuan serta ukhuwwah Islamiyyah dan sekaligus mewaspadai dan mengusir keberadaan kantor dagang penjajah Zionis Israel di Indonesia sebagai bentuk sikap penentangan umat kepada kaum penjajah Zionis Israel. Allah SWT berfirman, (artinya):

". . . dan Allah sekali-kali tidak akan member jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman." (QS. An Nisa': 141)

Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

Jakarta, 24 Sya'ban 1430 H/ 15 Agustus 2009 M

Atas Nama Umat Islam Indonesia
Forum Umat Islam (FUI)


Sekretaris jenderal


KH. Muhammad al Khaththath

FORUM UMAT ISLAM :

Perguruan As Syafi'iyyah, Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI), Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia (DDII), Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKSPPI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyyah, Hizb Dakwah Islam (HDI), Syarikat Islam (SI), Dewan Masjid Indonesia (DMI), PERSIS, BKPRMI, Al Irsyad Al Islamiyyah, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Badan Kontak Majlis Taklim (BKMI), YPI Al Azhar, Front Pembela Islam (FPI), Front Perjuangan Islam Solo (FPIS), Majelis Tafsir Al Qur'an (MTA), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Majelis Adz Zikra, MER-C, PP Daarut Tauhid, Forum Betawi Rempug (FBR), Tim Pengacara Muslim (TPM), Muslimah Peduli Umat (MPU), Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI), Taruna Muslim, Al Ittihadiyah, Hidayatullah, Al Washliyyah, KAHMI, PERTI, Ittihad Muballighin, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Koalisi Anti Utang (KAU), PPMI, PUI, JATMI, PII, BMOIWI, Wanita Islam, Missi Islam, Harakah Dakwah Islamiyah Indonesia (HADII), Forum Silaturahmi Antar-Pengajian (FORSAP), Irene Center, Gerakan Reformasi Islam (GARIS), LPPD Khairu Ummah, Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI), Lascar Aswaja, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Nahdlatul Ummat Indonesia (PNUI), Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) dan organisasi-organisasi Islam lainnya.

Selasa, Agustus 11, 2009

Buletin Ad-Dakwah Edisi 37 : MENYAMBUT DATANGNYA RAMADHAN 1430 H

Kaum muslimin rahimakumullah,
Sebagaimana kita ketahui bersama, sebentar lagi akan masuk bulan Ramadhan, bulan dimana kita diwajibkan oleh Allah SWT untuk menjalankan ibadah shaum (puasa) sebulan penuh. Allah SWT berfirman:

“(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, …” (QS. Al Baqarah 185).

Kaum muslimin rahimakumullah,
Rasulullah saw. biasanya menyambut gembira datangnya bulan Ramadhan serta menerangkan keutamaan dan keistimewaan bulan ini. Ibnu Khuzaimah dalam kitab At Targhib Juz II/217-218 meriwayatkan suatu hadits bahwa Rasulullah saw. pada hari terakhir bulan Sya'ban berkhutbah di hadapan kaum muslimin:

"Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan dinaungi oleh suatu bulan yang agung lagi penuh berkah, yaitu bulan yang di da¬lamnya ada suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadi¬kan puasanya suatu kewajiban dan qiyam (shalat) pada malam harinya suatu tahawwu' (ibadah sunnah yang sangat dianjurkan). Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan (sunnah) di dalamnya, (ia diganjar pahala) sama seperti menunaikan kewa¬jiban (fardlu) di bulan yang lain. Dan siapa saja yang menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan, (ia diganjar pahala) sama de¬ngan orang yang mengerjakan 70 kali kewajiban tersebut di bulan yang lain. Ramadhan ada¬lah bulan sabar, sedangkan sa¬bar itu pahalanya adalah surga (al jannah). Ramadhan itu ada¬lah bulan memberikan pertolong¬an dan bulan Allah menambah rizki para mukmin di dalamnya. Siapa saja yang pada bulan itu memberikan makanan berbuka kepada orang yang puasa, maka perbuatan itu menjadi pengam¬punan atas dosa-dosanya, ke¬merdekaan dirinya dari api ne¬raka, dan ia mendapatkan pahala seperti pahala orang berpuasa yang diberinya makanan berbuka itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu".

Kaum muslimin rahimakumullah,
Sayang sekali hari ini tidak ada pemimpin negara/umat Islam yang melaksanakan apa yang disampaikan oleh Rasul tersebut, sebagai pemimpin atas umat Islam sedunia dan berbicara kepada kaum muslimin di seluruh dunia.

Sebab, umat Islam sekarang terpecah-belah dalam lebih dari 50 negara. Umat yang pernah bersatu dan menjadi negara adikuasa selama berabad-abad ini kini terpecah-belah menjadi berbagai bangsa dan negara yang berbeda satu sama lain, dimana satu negara dengan negara yang lain punya sistem pemerintahan, konstitusi, dan undang-undang serta peraturan-peraturan yang berbeda satu sama lain. Sehingga umat dipakasa hidup dalam kebangsaan dan kewarganegaraan yang berbeda-beda satu sama lain. Orang Malaysia merasa asing di Indonesia. Orang Indonesia merasa berbeda dengan orang Pakistan dan Arab Saudi. Bahkan orang Saudi merasa tidak sama dengan orang Oman atau Yaman. Padahal semua mereka muslim, melaksanakan ibadah shaum Ramadhan di bulan yang sama dan sama-sama pergi haji ke tanah suci Mekkah. Akibatnya, orang Indonesia yang bekerja di perkebunan-perkebunan di Malaysia yang halal menurut syariat Allah, dicap sebagai pendatang haram oleh pemerintah Malaysia karena surat-surat keimigrasiannya tidak lengkap. Orang Malaysia yang fasih berbahasa Arab dianggap remeh oleh bangsa Arab, namun kalau mereka bercakap-cakap dalam bahasa imperialis Inggris, mereka langsung dihormati! Inilah musibah yang menimpa umat Islam! Innalillahi wainnailaihi raajiun!

Kaum muslimin rahimakumullah,
Akibat pemerintahan yang berbeda, selalu berulang-ulang umat Islam di berbagai negara mengawali ibadah bulan Ramadhan pada hari yang berbeda dan mengakhiri bulan Ramadhan pada hari yang berbeda-beda, bisa sampai beda 3 hari. Tentu ini hal yang mustahil. Sebab, kalau pun berbeda dalam memulai maupun mengakhiri Ramadhan, mestinya perbedaan itu hanya 1 hari. Yakni, perbedaan penetapan ulama yang melihat awal bulan Ramadhan (ru’yatul hilal) pada akhir bulan Sya’ban, dan ulama yang menggenapkan bulan Sya’ban menjadi 30 hari karena di akhir bulan Sya’ban belum terlihat hilal awal bulan Ramadhan, Demikian juga pada kasus 1 Syawal, perbedaan hanya berkisar pada ketetapan ulama yang berpuasa 29 hari karena di akhir Ramadhan sudah melihat hilal awal bulan Syawal dengan ketetapan ulama yang berpuasa 30 hari lantaran hilal awal bulan Syawal belum kelihatan pada waktu itu. Jadi tidak masuk akal perbedaan sampai 2 atau tiga hari.

Kenapa hal itu terjadi? Karena umumnya masing-masing pemerintah merasa punya otoritas untuk menetapkan awal dan akhir Ramadhan di wilayahnya. Kalau hal itu terjadi di zaman Imam As Syafi’I, mungkin tidak berdampak. Namun di masa kini dimana dunia sudah bagaikan desa yang kecil, dimana kejadian di satu belahan bumi dapat dengan segera dan seketika diketahui oleh penduduk belahan bumi yang lain, maka dampaknya cukup serius, yakni terlihatnya fenomena perbedaan awal dan akhir Ramadhan yang berkembang menjadi perbendaan pendapat dan perpecahan. Tentu bagi umat yang merindukan persatuan dan kesatuan hal ini menjadi sesuatu yang menyesakkan dada! Asraghfirullahal’azhim!

Kaum muslimin rahimakumullah,
Oleh karena itu, para ulama dan pimpinan berbagai organisasi Islam perlu berkumpul dan bermudzakarah untuk secara serius membahas persatuan dan kesatuan umat, termasuk bermusyawarah bagaimana menyambut Ramadhan yang sebaik-baiknya menurut syariat Islam, bagaimana mengisi bulan Ramadhan dengan berbagai amalan ibadah yang betul-betul mewujudkan peningkatan kualitas ketaqwaaan umat, baik dalam aspek pribadi maupun sosial politik menurut syariat Islam. Termasuk perkara yang mendesak untuk didiskusikan adalah berbagai perkara yang urgen untuk gerakan membangkitkan umat Islam, agar terwujud grand strategy bersama perjuangan umat mewujudkan kehidupan Islam yang kaffah di bawah naungan kalimat tauhid Lailahaillallah Muhammadur Rasulullah.

Selanjutnya dengan dengan strategi perjuangan bersama yang dibuat, masing-masing organisasi dan gerakan Islam mengimplementasikan dalam berbagai program masing-masing baik yang sifatnya pembinaan kader internal organisasi maupun pembinaan umat secara umum. Di samping itu tentunya bisa dibagi tugas dalam menangani berbagai perkara pembinaan dan advokasi umat maupun penangkalan atas berbagai perkara yang termasuk dalam kategori ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan terhadap umat maupun berbagai gerakan umat. Dan tentunya komunikasi, koordinasi, dan sinergi terus-menerus harus dilakukan sehingga terwujud konsolidasi hakiki yang didasari ikatan persaudaraan Islam (raabithah ukhuwah Islamiyah).

Dengan menjadikan aktivitas ibadah Ramadhan 1430H sebagai momentum gerakan konsolidasi umat Islam, semoga Allah SWT memberikan petunjuk kepada para pemimpin umat agar bisa melaksanakan tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya membawa umat ini kepada kehidupan Islam kaffah yang diridloi Allah SWT. Wallahua’lam!
Baarakallahu lii walakum…

Kamis, Agustus 06, 2009

Buletin Ad Dakwah edisi 36 : Ada Upaya Aborsi Cita-cita Umat

Kaum muslimin rahimakumullah
Jumat malam 17 Juli pasca ledakan bom di hotel Marriott-Ritz di Jakarta, sejumlah tokoh ormas Islam berkumpul di Gedung Dakwah Muhammadiyah di Menteng Jakarta. Kami membicarakan berbagai informasi dan analisa seputar pengeboman. Dalam pertemuan tersebut ada info bahwa pihak Mabes Polri yakin pelakunya adalah jaringan Noordin M Top. Kami bubar dengan masih memendam berbagai kemungkinan. Namun kami faham bahwa opini yang akan dikonstruksi polisi sudah cukup jelas.
Dua hari kemudian diberitakan pelakunya adalah Nursahid seorang alumni PP Al Mukmin Ngruki Solo asuhan KH. Abu Bakar Ba’asyir. Opini pun secara massif dan terus menerus diarahkan kepadanya. Namun konstruksi opini yang sudah dibangun sekitar enam hari itu buyar setelah terbukti bahwa DNA pelaku tidak sama dengan DNA keluarga Nursahid. Alhamdulillah!

Kaum muslimin rahimakumullah
Meskipun test DNA membuktikan kesalahan dugaan intelijen kepolisian tentang keterlibatan alumni Ngruki yang dipetakan sebagai anggota jaringan Noordin M Top, namun arah opini yang dibuat tetap sama. Foto Noordin dalam berbagai bentuk muka pun dipasang dimana-mana. Lalu tanggal 29 Juli muncul blog http://www.bushro2.blogspot.com/ yang memuat pengakuan resmi Tandzim Al Qoidah Indonesia pimpinan Noordin bahwa pengeboman hotel yang dianggap lambang kebesaran AS itu dilakukan oleh salah seorang mujahid anggotanya dalam rangka menghidupkan kewajiban jihad yang diklaim sebagai satu-satunya jalan untuk menegakkan Khilafah Rosyidah. Tentu saja kemunculan blog ini di-blow-up oleh media massa dan para pemerhati masalah terorisme.
Namun kalau kita perhatikan secara seksama, pernyataan “Noordin” dalam blog itu meragukan. Sebab, pertama, Noordin itu orang Malaysia, tapi bahasa pernyataan dalam blog itu Indonesia banget. Kedua, di akhir pernyataan ditulis pembuat pernyataan: Amir Tandzim Al Qoidah Indonesia Nur Din bin Muhammad Top Hafidzohullah. Kalimat Hafidzohullah adalah doa yang maknanya: “Semoga Allah melindungi dia”. Artinya, yang buat itu adalah orang lain. Ketiga, pengakuan itu baru dikeluarkan setelah konstruksi opini alumni PP Ngruki sebagai pengebom terbantahkan oleh test DNA. Keempat, lebih dari seribu komentar pada blog tersebut yang isinya sangat kasar mencaci-maki Islam dan para tokoh Islam serta organisasi Islam dibiarkan lolos tanpa seleksi. Kalau benar-benar blog itu milik para aktivis yang mengaku bercita-cita hendak menjaga Islam dengan mendirikan Khilafah Rasyidah, niscaya bernbagai komentar kasar terhadap Islam, umat Islam, dan ormas/gerakan Islam pasti tidak akan ditampilkan. Alih-alih menjaga Islam, blog itu justru memberi umpan kepada siapapun untk menghantam Islam dan umat serta tokoh-tokoh gerakannya. Na’udzubillah!

Kaum muslimin rahimakumullah,
Tampak ada skenario aborsi terhadap cita-cita umat Islam untuk hidup di negara ini dengan penerapan syariah secara kaffah oleh negara sebagai kewajiban agama yang dicontohkan oleh baginda Rasulullah saw. dan para khalifah sesudahnya. Rasulullah saw. berpesan kepada seluruh umat Islam: „Kalian wajib mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat hidayah, peganglah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham kalian“ (HR. Ahmad, Malik, dll).
Pelaksanaan sunnah Rasulullah saw. dan Khulafaur Rasyidin telah diwujudkan oleh generasi awal umat Islam, yakni para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan generasi para imam mujtahidin serta murid-murid mereka yang menegakkan syariat Islam dalam kehidupan di bawah kepemimpinan para khalifah dari zaman ke zaman hingga runtuhnya sistem tersebut di Istambul tahun 1924 oleh konspirasi penjajah Inggris dengan Musthafa Kamal yang mengubah sistem Khilafah menjadi negara Republik Turki sekuler.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Sejarah mencatat, pada rapat BPUPKI menjelang kemerdekaan para ulama dan tokoh wakil umat mengusulkan agar negara ini menjalankan syariat Islam sebagai sistem hukum untuk seluruh warga negara. Namun karena adanya suatu konspirasi dari apa yang dikatakan oleh Bung Hatta bahwa ada keberatan dari Indonesia Timur bila negara menjalankan syariat Islam, maka pencantuman bahwa Negara yang baru akan dimerdekakan tersebut akan menjalankan sistem hukum syariat Islam dihapus. Hanya saja cita-cita itu tidak akan hilang dari benak umat Islam selama mereka beriman kepada Allah, Rasul-Nya, dan Kitabullah dengan sebenar-benarnya, dengan iman yang asli, bukan yang palsu; serta membaca sejarah negeri ini sejak sebelum kedatangan kaum kokolonialis penjajah Belanda yang telah melikuidasi penerapan syariat Islam oleh para Sultan dalam aspek pemerintahan, ekonomi, dan hukum pidana. Allahu Akbar!!!

Kaum muslimin rahimakumullah,
Dunia hari ini dikuasai kaum kapitalis penjajah. Tentu mereka keberatan bila Indonesia yang mayoritas muslim ini mengundangkan syariat Islam. Mereka tidak rela bila hegemoni politik-ekonomi mereka dipreteli bila negara ini menerapkan sistem pengelolaan negara ala sistem Khilafah Islamiyyah yang murni melaksanakan hukum-hukum yang diwariskan oleh baginda Rasulullah saw. dalam Al Quran dan As Sunnah.
Oleh karenanya, ada upaya sistematis mempertahankan sistem politik, sistem ekonomi, dan sistem hukum yang sekarang ini berkhidmat untuk dominasi kaum kapitalis penjajah, antara lain dengan sistem pemilu liberal yang baru diselenggarakan. Seiring dengan itu, untuk mengaborsi cita-cita umat diciptakan gerakan bayaran untuk menyerang ide-ide syariah, daulah Islamiyah, dan khilafah Islamiyyah. Di sisi lain dibuat aktivitas intelijen untuk pembusukan gerakan Islam dari dalam dan berbagai penunggangan serta kontaminasi untuk memunculkan aktivitas-aktivitas yang mudah diopinikan sebagai gerakan yang jahat, seperti black campaign terhadap jihad sebagai terorisme. Bukan tidak mungkin ada orang-orang non Islam dan atau tidak peduli terhadap kemuliaan Islam dibayar untuk mengebom sasaran sipil lalu mengatasnamakan Islam. Tujuan semua itu agar umat Islam menjauhi setiap gerakan Islam yang terus bekerja untuk mengingatkan kembali kewajiban umat untuk hidup sesuai dengan Islam dan berpegang teguh kepada Sunnah Rasulullah saw. dan para Khalifah tersebut.

Kaum muslimin rahimakumullah
Kiranya Umat Islam waspada bahwa ada yang tidak senang bila umat bisa mencapai cita-citanya. Oleh karena itu, umat Islam harus meningkatkan persatuan dan kesatuan dan tetap terus berjuang serta tidak terkecoh dengan segala bentuk penyesatan opini yang selalu menyudutkan Islam dan menjauhkan umat Islam dari Islam itu sendiri. Dan umat harus yakin bahwa Allah SWT pasti akan membalas fitnah kaum kafir kepada orang-orang mukmin dan umat mesti yakin bahwa pertolongan Allah SWT pasti akan datang. Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan Kemudian mereka tidak bertaubat, Maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab yang membakar. (QS. Al Buruuj 10).

Juga firman-Nya:
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad 7).
Baarakallahu lii walakum!

Senin, Juli 27, 2009

Agenda FUI : UNDANGAN DISKUSI FKSK KE-49 DI JAKARTA

Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Teriring salam dan do’a semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita dalam menjalankan tugas sehari-hari. Amin.

Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan (FKSK), sebuah forum diskusi yang dibentuk atas kerjasama Hizb Dakwah Islam (HDI), Forum Umat Islam (FUI) dan Majelis Taklim Wisma Dharmala Sakti (WDS), yang didukung oleh Tabloid Suara Islam dan Khilafah Center, mengundang Bapak/Ibu/Sdr untuk menghadiri diskusi FKSK Ke-49 dengan tema “Bom Ritz-Marriott: Antara Pilpres dan Teroris”, yang insya Allah akan dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Rabu, 29 Juli 2009/ 7 Sya’ban 1430 H
Pukul : 14.00-16.00 WIB (Registrasi 13.30-14.00WIB)
Tempat : Gedung Intiland Tower (d.h Wisma Dharmala Sakti), Ruang Srikandi (lantai basement), Jl. Jenderal Sudirman No. 32 Jakarta Pusat
Pembicara :
1. Fadli Zon (Wakil Ketua Umum Partai Gerindra)
2. Joserizal Jurnalis (Presidium MER-C)
3. KH. Muhammad Al Khaththtath (Sekjen FUI)

Host : H.M Luthfie Hakim

Besar harapan kami Bapak/Ibu/Sdr dapat memenuhi undangan ini. Atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan terima kasih. Jazakumullah khairan katsira.
Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh



Jakarta, 24 Juli 2009/2 Sya’ban 1430 H
Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan (FKSK)


H. M. Luthfie Hakim, S.H., M.H
Direktur Eksekutif


Reservasi:
Shodiq Ramadhan, HP. 081 218 933 633

Buletin Ad Dakwah edisi 34: Berpikir Islami

Kaum muslimin rahimakumullah,
Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi…. (QS. Ali Imran 190-191).

Kaum muslimin rahimakumullah,
Ayat tersebut dan ratusan ayat lainnya mendorong kita umat Islam untuk mensyukuri nikmat Allah yang besar kepada manusia, yakni kemampuan berfikir (quwwatut tafkiir). Berpikir adalah ciri yang membedakan manusia dari yang lain. Dan kualitas berfikir Islami yang tinggi akan dicapai manakala seorang muslim mengasah pemikirannya dengan menjadikan aqidah Islam sebagai landasan berfikirnya, dan menjadikan Al Quran dan As Sunnah sebagai sumber pemikirannya, serta rajin mengamati realitas dunia sebagai obyek yang difikirkannya.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Sayangnya, kebanyakan kaum muslim hari ini telah kehilangan pola berpikir Is¬lami tersebut. Salah satu sebabnya, me¬reka teracuni pemikiran barat. Akibatnya, mereka melupakan pe¬mikiran yang tinggi - yang bersumber pada wahyu Ilahi - dan malah gan¬drung kepada pemikiran rendah berdasar filsafat dan praduga semata. Bahkan umat Islam kini tidak merasa bahwa mereka telah kehilangan jati diri sebagai umat yang satu. Mereka tidak merasa diri mereka terpecah-belah oleh ulah kaum kapitalis penjajah yang mengerat-ngerat wilayah dunia Islam pasca parng dunia pertama menjadi negara-negara dan bangsa-bangsa yang terpisah satu sama lain. Sehingga masing-masing merasa asing satu sama lain. Padahal setiap tahun mereka ketemu pada musim haji. Namun toh tetap mereka tidak merasa satu tubuh sekalipun masing-masing pernah membaca atau mendengar hadits Nabi saw. bahwa umat Islam itu laksana satu tubuh. Seolah-olah Al Quran dan hadits Nabi saw. tidak mengikat pikiran dan perasaan mereka untuk soal-soal kebangsaan dan kenegaraan.
Akibatnya, umumnya umat Islam cuek dengan ajaran Islam yang meliputi seluruh aspek kehidupan. Mereka hidup tanpa bimbingan risalah, kecuali hanya untuk hal-hal yang sifatnya ritual, seperti sholat, puasa, haji, urusan perkawinan, dan kematian. Sedikit saja yang punya perhatian lebih kepada syariat islam seperti soal jilbab, menghindari riba, melaksanakan muamalat Islam, perlunya pemerintahan Islam, jihad fi sabilillah, dll. Sehingga tatkala memilih pemimpin, umat ini tidak lagi mendengar rambu-rambu yang dikeluarkan para ulama, mereka malah menganggap itu bukan wilayah para ulama, itu wilayah para politisi, bahkan dengan pilpres langsung umat merasa mereka punya hak sendiri untuk menentukan pilihannya. Mereka meninggalkan para ulama dan mengikuti kecenderungan mereka sendiri yang sadar atau tidak telah didikte oleh para ahli komunikasi dan periklanan, Dalam sistem demokrasi, siapa yang punya uang banyak, dia bisa membeli kedaulatan!

Kaum muslimin rahimakumullah,
Dalam masalah bom yang meledak di hotel JW Marriot di Jakarta misalnya, umat ini yang sudah kehilangan cara dan tradisi berfikir Islaminya mudah begitu saja dibawa oleh opini yang dikembangkan. Seperti yang sudah-sudah, maka langsung umat Islam disudutkan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pengeboman tersebut. Padahal umat Islam hari ini sama sekali tidak tahu menahu tentang bom. Lalu dibuatlah tuduhan bahwa yang melakukan adalah kelompok Jamaah Islamiyyah, padahal yang namanya Jamaah Islamiyyah itu tidak pernah diketahui wujudnya di Indonesia. Siapa pendirinya, di mana kantornya, terdaftar di mana? Itu semua tidak ada. Tapi adanya disebutkan dengan indikasi saja bahwa ada bom meledak! Selain bom meledak tidak ada bekas-bekas amal “Jamaah Islamiyyah”. Bahkan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang dituduh dan dihukum pengadilan karena tuduhan sebagai Amir Jamaah Islamiyyah terbukti tidak benar dan beliau pun dibebaskan oleh Mahkamah Agung. Demikian juga tokoh yang disebut-sebut dibalik teror bom, yakni Noordin M Top, adalah tokoh yang misterius, seorang warga Malaysia, yang tidak pernah kita ketahui siapa dia, sekolah dimana, siapa keluarganya, dan bagaimana masa lalunya, tak pernah dibuka. Sehingga benar-benar misterius. Sehingga, kalau bom yang baru meledak kedua kalinya di hotel Marriot tersebut dihubungkan dengan Noordin M Top, maka hasilnya seperti yang lalu-lalu, yakni tidak jelas, dan hanya menyisakan suatu prasangka buruk kepada Islam dan umat Islam. Ini aromanya seperti kasus “Komando Jihad” di zaman Orde Baru yang direkayasa oleh badan intelijen waktu itu. Dan rekayasa makar kepada Islam dan umat Islam itu memang tak henti-hentinya. “Komando Jihad”, “Jamaah Islamiyyah”, dan termasuk dalam hal ini adalah menculnya aliran sesat yang menamakan diri “Al Qiyadah al Islamiyyah” beberapa waktu lalu, adalah bentuk-bentuk makar.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Selayaknya umat Islam kembali kepada Allah dan Rasul-NYa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. Terhadap makar dan tipu daya kepada Islam dan umat Islam Allah SWT berfirman:
Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (QS. Al Anfal 30).

Oleh karena itu, jika umat Islam ingin terbebas dari segala makar dan tipu daya musuh-musuhnya, mereka harus menyatukan diri mereka dengan Islam. Mereka harus menjadikan ajaran Islam menjadi pengetahuan dan petunjuk hidupnya. Mereka harus menjadikan syariat Islam sebagai standar dalam menilai segala peristiwa yang ada. Dengan demikian umat Islam dapat mandiri dalam bersikap dan akan mampu menyingkap segala makar dan tipu daya kepada mereka, siapapun pelakunya. Sebab segala masalah telah ada jawabannya dalam risalah Islam. Hanya umat ini wajib bersungguh-sungguh mencari tahu darinya. Allah SWT berfirman:

"Dan Kami turunkan kepada (Rasulullah) Al-Qur'an agar kamu menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka, dan agar supaya mereka berpikir". (QS An-Nahl : 44).

Allah SWT telah mewajibkan kaum muslimin untuk mengambil apa-apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Firman Allah SWT:
Dan apa-apa yang didatangkan Rasul kepadamu maka ambillah, dan apa-apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. (QS Al Hasyr : 7).

Kaum muslimin rahimakumullah,
Cara berfikir yang Islam ini telah dicontohkan oleh Al Imam As Syafi’I rahimahullah. Ketika ditanya hukum membunuh lebah di waktu ihram, beliau menjawab dengan tiga tahap. Pertama beliau membacakan firman Allah dalam Al Hasyr tersebut. Kedua, beliau membaca riwayat nabi yang memerintahkan agar umat Islam mengikuti Abu Bakar dan Umar. Ketiga, beliau menjawab dengan suatu riwayat yang menyebut bahwa Umar memerintahkan membunuh lebah. Dengan demikian, keluasan ilmu Islam Imam Syafi’I membuatnya mampu menjawab permasalahan secara Islami. Jika umat Islam hari ini mampu berfikir seperti beliau, insyaallah semua masalah akan bisa diselesaikan.
Baarakallahu lii walakum.

Rabu, Juni 17, 2009

Hendri Saparini, Ph.D : Boediono Arsitek Kehancuran Ekonomi Indonesia

Sejak terlibat dalam pengucuran dana BLBI yang kontroversial sebesar Rp 150 triliun tahun 1998 lalu (sekarang menjadi Rp 700 triliun), boleh dikatakan Boediono telah menjadi salah seorang tokoh penghancur ekonomi rakyat Indonesia. Namun anehnya, tokoh semacam Boediono seorang ekonom neoliberal fanatik, malah diberi kesempatan Presiden SBY untuk mengelola perekonomian nasional dengan menjadi Menko Perekonomian dan Gubernur Bank Indonesia. Bahkan sekarang SBY memilihnya sebagai cawapres untuk mendampinginya. Tidak dapat dibayangkan nasib ekonomi rakyat Indonesia jika SBY-Boediono memimpin negara ini lima tahun kedepan.

Berikut ini wawancara Abdul Halim dari Tabloid Suara Islam dengan Direktur Econit, Dr Hendri Saparini, seputar tanggungjawab cawapres Boediono dalam menghancurkan ekonomi Indonesia, dimana saat ini sudah harus menanggung utang luar negeri sebesar Rp 1667 triliun atau naik Rp 445 triliun selama hampir 5 tahun pemerintahan SBY. Dengan demikian, setiap rakyat Indonesia harus menanggung utang Rp 8 juta termasuk anak yang baru lahir sekalipun, sementara kemiskinan dan pengangguran semakin menghawatirkan.

Mengapa ekonomi neoliberal tidak tepat untuk mengelola ekonomi Indonesia ?

Kebijakan ekonomi neoliberal didasarkan pada paket kebijakan Washington Consensus yang dimaksudkan untuk menguasai perekonomian negara berkembang termasuk Indonesia. Paket kebijakan Washington Consensus meliputi:
Pertama, pengurangan subsidi pemerintah kepada rakyat, sehingga menghapuskan kebijakan subsidi seperti subsidi BBM, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.

Kedua, liberalisasi sektor keuangan, industri dan perdagangan. Hal itu merupakan intervensi negara maju terhadap negara berkembang. Sebagai dampaknya adalah masuknya retail raksasa seperti Carefour dan Wall Mart ke pasaran retail Indonesia sehingga menggeser perdagangan tradisionil dan membunuh usaha kecil dan mikro. Rakyat tidak mengetahui kalau tiba-tiba usaha kecilnya gulung tikar. Padahal itu disebabkan masuknya retail raksasa sebagai dampak dari kebijakan ekonomi neoliberal.

Padahal Carefour dan Wall Mart di Eropa dan AS hanya boleh berlokasi di pinggiran kota, sehingga tidak mematikan usaha kecil dan mikro. Bukan di dalam kota seperti Indonesia yang akhirnya membangkrutkan pasar tradisionil. Selain itu market share (bagian pasarnya) juga dibatasi. Kalau di Jepang market sharenya maksimal 1 persen, Korsel 3 persen, sedangkan Indonesia bisa mencapai 11 persen, sehingga perlu adanya perubahan UU.

Ketiga, privatisasi, seperti penjualan BUMN dan berbagai aset strategis milik pemerintah kepada swasta. AS, World Bank dan IMF selalu mendorong pemerintah Indonesia agar menjual BUMN dengan dalih tidak efisien dan menjadi sarang koruptor. Padahal kalau menjadi sarang koruptor, bukan berarti solusinya harus dijual kepada asing. Pihak asing berharap akan membeli dan akhirnya menguasainya.

Negara tetangga seperti Singapura, 75 persen kegiatan ekonominya dikuasai BUMN seperti Singapore Airlines dan Tamasek Holding. Bahkan negara-negara di Asia tidak ada yang menerapkan ekonomi neoliberal dengan privatisasi. Saya kira masyarakat Indonesia dengan tegas menolak kebijakan neoliberal. Jadi bukan karena sosok Boediono, tetapi kebijakan ekonomi neoliberal yang selama ini dijalankan Boediono yang membuka pasar bagi retail asing sehingga membangkrutkan pengusaha kecil dan mikro.

Selain itu Boediono juga harus bertanggungjawab atas beban utang luar negeri yang mencapai Rp 1667 triliun. Sehingga anggaran pemerintah untuk membayar utang jauh lebih besar daripada untuk pembangunan jembatan, rumah sakit, jalan raya dan sebagainya. Memang secara pribadi Boediono santun, tetapi tidak santun secara politik dan kebijakan ekonomi sehingga merugikan masyarakat luas.

Apakah Washington Consensus merupakan konspirasi Yahudi internasional untuk menguasai dunia ?

IMF dan World Bank, pemegang saham terbesarnya adalah negara-negara maju seperti AS. Padahal AS mengusung kepentingan kelompok Yahudi dunia. Upaya untuk menguasai perekonomian dunia dilakukan secara bersama-sama oleh AS dan didukung lembaga keuangan internasional seperti IMF dan World Bank.

Jika terpilih kembali, apakah SBY-Boediono akan melanjutkan paradigma ekonomi liberal ?

Pasangan yang mudah diprediksi arah ekonominya adalah pasangan SBY Boediono. Sejak masa kampanye legislatif partai Demokrat yang identik dengan SBY bahkan sangat terkenal dengan kampanye ‘lanjutkan’. Dipastikan SBY akan melanjutkan paradigma ekonomi liberal saat ini yang diklaim telah memberikan kinerja yang baik. Apalagi dengan pilihnya Gubernur Bank Indonesia Boediono sebagai cawapresnya. Warna kebijakan ekonomi Boediono sudah sangat jelas, yakni liberal dan sejalan dengan model konservatif IMF/Bank Dunia.

Mengapa anda berani mengatakan kebijakan ekonomi SBY-Boediono jika terpilih dapat dipastikan neoliberal ?

Pada era pemerintah Megawati, Boediono tanpa banyak pemberitaan, telah memperpanjang kontrak Indonesia dengan IMF. Meskipun Sidang Umum MPR mengamanatkan pemerintah untuk mengakhiri kontrak dengan IMF pada tahun 2003, Boediono sebagai Menteri Keuangan mengusulkan untuk memperpanjang kontrak lewat Post Program Monitoring (PPM). Lahirnya berbagai undang-undang yang liberal dan kebijakan menjual berbagai BUMN strategis juga terjadi saat Boediono menjabat sebagai Menteri Keuangan pemerintahan Megawati.

Tidak heran bila liberalisasi ekonomi baik di sektor perdagangan, industri maupun investasi terus berlanjut hingga masa pemerintahan SBY. Pembukaan ekspor rotan, pupuk dan lain-lain semakin kencang terjadi para era ini. Disiplin anggaran, sebagai kebijakan pendamping liberalisasi, juga semakin tegas saat Boediono menjabat sebagai Menko Perekonomian pemerintahan SBY. Salah satu contoh disiplin anggaran adalah prioritas penghapusan berbagai subsidi. Terlalu panjang daftar pilihan kebijakan yang didasari oleh paradigma ekonomi yang telah lama melekat pada Boediono. Jelas bahwa dipilihnya Boediono semakin menegaskan bahwa SBY memilih untuk melanjutkan liberalisasi dan terus mengurangi peran pemerintah.

Bagaimana sesungguhnya paket kebijakan ekonomi neoliberal yang akan diterapkan Boediono nantinya ?

Paket ekonomi neoliberal untuk negara berkembang, yang dikenal dengan Konsensus Washington dirancang pada pertemuan IMF, Bank Dunia dan US Treasury pada tahun 1989. Secara garis besar kebijakan ekonomi neoliberal memiliki agenda yang sangat mudah diidentifikasi, yang meliputi: pertama, stabilitas makro dan disiplin anggaran dengan memprioritaskan pemangkasan berbagai subsidi; kedua, liberalisasi perdagangan, industri dan investasi serta; ketiga, privatisasi.

Dengan mendasarkan pada ciri-ciri tersebut di atas, terbukti rekam jejak Boediono sejalan ekonomi neoliberal. Saat menjabat Menteri Keuangan era Megawati, Boediono hanya memprioritaskan pada stabilitas makro dengan menghilangkan hambatan masuk dan suku bunga tinggi agar menarik dana asing. Stabilitas makro memang terjadi, tetapi tidak menggerakkan sektor riil sehingga harus dibayar dengan tingkat pengangguran yang tinggi. Boediono juga melakukan agenda privatisasi berbagai BUMN strategis serta membuat berbagai undang-undang liberal yang tidak memprioritaskan pada kepentingan nasional seperti UU Migas, UU Kelistrikan serta UU Air.

Memang liberalisasi tersebut bukan merupakan hasil kerja Boediono sendiri, tetapi paradigma neoliberal Boediono telah menjamin liberalisasi terus berlanjut. Terbukti saat Boediono menjabat Menko Perekonomian era SBY, liberalisasi perdagangan dan investasi semakin kencang seperti: pembebasan ekspor rotan, liberalisasi sektor ritel dan lain-lain, termasuk disusunnya UU Penanaman Modal.

Demikian juga disiplin anggaran, yang berarti penghapusan subsidi, terus dilanjutkan lewat terbitnya UU Badan Hukum Pendidikan dan kenaikan harga BBM hingga berkali-kali. Meskupin harga BBM kemudian diturunkan mengikuti harga minyak mentah dunia, bukan karena dikembalikannya subsidi BBM utuk rakyat.

Apakah selama ini Boediono memang dikenal sebagai antek IMF dan World Bank ?

Boediono memang pendukung utang sehingga mengusulkan perpanjangan kontrak dengan IMF lewat Post Program Monitoring. Padahal SU MPR menetapkan untuk mengakhiri kontrak dengan IMF tahun 2003. Bukti lainnya, penawaran moratorium pun ditolak. Padahal utang penuh dengan persyaratan yang menggadaikan kedaulatan ekonomi lewat pemaksaan berbagai UU yang liberal. Tidak mengherankan dalam empat tahun era SBY, utang membengkak lebih dari Rp 400 triliun.

Mengapa mayoritas rakyat menolak Boediono sebagai pendamping SBY ?

Pernyataan SBY bahwa masyarakat tidak faham tentang neoliberal adalah tidak benar. Mungkin istilah neoliberal masih asing bagi masyarakat awam, tetapi they do understand bahwa Indonesia tidak akan bangkit bila mempertahankan garis ekonomi saat ini. Para analis juga do understand tentang agenda neoliberal dan dampak negatifnya bagi ekonomi Indonesia. Penolakan masyarakat terhadap Boediono adalah penolakan terhadap ekonomi neoliberal. Tiga pilar neoliberal, yaitu stabilitas makro, agenda liberalisasi, dan agenda privatisasi, yang dicetuskan dalam Washington Consensus menjiwai berbagai tindakan Boediono selama ini.

Seorang penganut neoliberal tak akan meninggalkannya sedikit pun. Dalam pilar pertama, seorang neoliberal akan membuat kebijakan hanya demi stabilitas makro. Berbagai pernyataan SBY selama ini menunjukkan ciri itu. Pilihan kebijakannya pun demikian. Mazhab ini mengharuskan pengambilan kebijakan pengurangan atau pemotongan subsidi. Maka tidaklah salah jika dalam pidato, SBY mengatakan akan menekan inflasi dan ukuran stabilitas makro. Itu hanya akan menguntungkan kelompok kapitalis.

Belum lagi agenda liberalisasi dan privatisasi yang dilakukan oleh Boediono ketika menjabat sebagai Menkeu dalam masa pemerintahan Megawati dan Menko Ekuin dalam pemerintahan SBY. Misalnya, dalam penyusunan UU Migas. Pemerintahan SBY juga marak melakukan privatisasi. Bahkan, saat ini 40 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah didata untuk diprivatisasi, antara lain PT Krakatau Steel dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Memang Boediono seorang ekonom neoliberal tulen ?

Semua itu harus dilihat dari track recordnya. Sebab kalau hanya pengakuan seseorang neoliberal atau bukan, tidak dapat dijadikan dasar mengatakannya sebagai neoliberal atau bukan. Kalau dilihat dari track recordnya selama ini sejak menjadi Menkeu di era Megawati, Boediono jelas seorang neoliberal tulen.

Terbukti SU MPR 2003 mengamanatkan agar Indonesia menghentikan kontrak dengan IMF, tetapi dengan sengaja Boediono malah mengganti LoI dengan Post Program Monitoring (PPM). Boediono juga bertanggungjawab membuat liberalisasi, privatisasi dan pencabutan subsidi hingga sekarang, termasuk UU pro asing dan liberal seperti UU Penanaman Modal Asing di era SBY. Pada era Megawati, sebagai Menkeu Boediono menyetujui penjualan Indosat, UU Migas dan UU Kelistrikan. Bahkan di awal reformasi tahun 1998, Boediono menandatanggani BLBI yang sampai sekarang tidak pernah dibayar, padahal nilainya ratusan triliun rupiah. Boediono menjadi pengusung agenda neoliberal yang sama persis dengan agenda Washington Consencus.

Jadi Boediono menjadi salah satu arsitek kehancuran perekonomian Indonesia ?

Keterlibatan Boediono mulai dari BLBI yang kontroversial sampai sekarang dengan kebijakannya yang pro asing, memang dialah salah satu arsitek yang luar biasa. Siapapun presidennya, kebijakan ekonomi neoliberal akan tetap dipertahankan Boediono.

Apakah dipilihnya Boediono oleh SBY sebagai akibat tekanan asing ?

Pemilihan Boediono sebenarnya sebuah penegasan dari SBY kalau dirinya pendukung kuat neoliberal. Kalau semula SBY masih malu-malu mengakui sebagai neoliberal karena partainya kecil, sekarang setelah PD menjadi besar SBY secara terang-terangan mengakui kalau dirinya pendukung neoliberal. SBY berani melakukan spekulasi tinggi untuk meyakinkan para kreditor dan kepentingan asing, tidak akan ada perubahan kebijakan ekonomi nasional, sehingga kreditor silahkan terus memberikan utang kepada Indoensia. Maka tidaklah mengherankan jika baru-baru ini ADB menjamin akan memberikan utang lagi kepada Indonesia. Kalau sebelumnnya ekonom neoliberal paling tinggi diangkat sebagai menteri atau menko, tetapi sekarang naik pangkatnya menjadi cawapres, dimana semuanya itu demi kepentingan asing.

Mengapa selama ini pemerintah Indonesia termasuk SBY selalu tunduk pada kepentingan asing ?
Ini masalah paradigma, karena kepentingan asing akan berusaha menjamin agar tim ekonomi SBY menjadi kepanjangan tangan kepentingan asing. Menteri perekonomian harus selalu sejalan dengan IMF dan World Bank. Selama kelompok pro IMF dan World Bank yang memegang perekonomian, tidak akan mungkin ada perubahan kebijakan perekonomian Indonesia.

Apakah pemilihan Boediono sebagai cawapres SBY akan sangat berbahaya bagi masa depan perekonomian Indonesia ?

Jika Indonesia ingin mengkoreksi ekonominya dan pembangunan ekonomi menuju kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia bukannya menimbulkan kesenjangan, kemiskinan dan ketergantungan, maka harus dipilih pasangan capres dan cawapres yang tidak membawa agenda neoliberal.

Dengan hutang luar negeri mencapai Rp 1667 triliun, apakah mungkin dilakukan moratorium utang seperti yang ditempuh Argentina dan negara Amerika Latin lainnya ?

Sangat mungkin ! Moratorium adalah penghentian utang. Tidak hanya penghentian untuk membuat utang baru, tetapi juga diusahakan pengurangan stok utang yang jumlahnya sudah sedemikian besarnya dan bisa dilakukan dengan cara konversi utang, penghentian pembayaran utang sementara, atau penghapusan utang. PBB sendiri sudah memberikan peluang bagi negara-negara pengutang untuk mengajukan penghapusan utang-utang yang tidak legitimate, sehingga penghapusan utang sangatlah mungkin.

Jadi yang harus dilakukan rakyat Indonesia adalah memilih pemimpin yang tidak pro terhadap penciptaan utang baru, tetapi yang menganggap beban utang harus segera dikurangi. Setelah kita memilih pemimpin yang tepat, harus segera diusahakan untuk melobi kreditor untuk konversi atau moratorium utang dengan cara menyusun proposal mengenai jumlah orang miskin di Indonesia. Kalau utang tidak dihentikan dan beban pembayaran utang dalam APBN tidak dikurangi, maka tidak akan dapat menyelesaikan dua masalah besar tersebut.

Apakah ekonomi neoliberal bertentangan dengan pasal 33 UUD 1945 ?

Jelas bertentangan ! Pada pasal 33 ayat 1 disebutkan perekonomian harus dilakukan secara bersama. Berarti setiap rakyat Indonesia harus mendapatkan kesempatan untuk ikut menciptakan kue ekonomi. Seluruh rakyat Indonesia harus berkesempatan menikmati kue ekonomi. Jadi tidak ada konsentrasi kue ekonomi hanya pada sekelompok orang seperti pada kebijakan neoliberal yang kapitalis sekarang ini.

Sedangkan ayat 2 dan 3 menyatakan bumi, air dan berbagai barang tambang di dalamnya harus dikuasai negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Artinya tidak ada liberalisasi di sektor Migas, dimana tambang gas dikuasai asing. Jadi kalau dikatakan para pengusung ekonomi neoliberal sesuai dengan konstitusi, jelas sangat berbeda.

Mengapa pendidikan di FE PT di Indonesia selalu mengajarkan ekonomi liberalistik dan kapitalistik. Bagaimana agar para alumninya tidak berpola fikir ekonom neoliberal kapitalis ?

Memang sangat sedikit ekonom yang tidak menyetujui neoliberal. Kalau sekarang berbicara ekonomi neoliberal secara luas, karena terkait dengan pilpres. Saya dan Tim Indonesia Bangkit sejak 1990-an sudah mengangkat isyu ini. Sedangkan di Amerika Latin, sejak 1970-an sudah merasakan kerusakan ekonomi akibat kebijakan ekonomi neoliberal. Maka kesadaran itu tidak hanya pada segelintir elite seperti di Indonesia, tetapi sudah menjadi kesadaran masyarakat disana. Maka tidaklah mengherankan jika muncul Hugo Chaves di Venezuela dan Evo Morales di Bolivia serta para pemimpin Amerika Latin lainnya. Karena masyarakat menganggap inilah para pemimpin yang mampu merubah kebijakan ekonomi. Sedangkan di Indonesia baru segelintir orang dan masyarakat mulai terbuka, ternyata ada sesuatu yang salah.

Kalau sistim ekonomi neoliberal ternyata menimbulkan kerusakan luas di Indonesia, maka menurut anda sebaiknya negara ini dikelola dengan sistim ekonomi yang bagaimana ?

Selama ini tidak banyak orang yang tahu, sebenarnya ada ekonomi Islam yang mengatur kesemuanya.Untuk sampai pada pemikiran itu, jangankan sampai pada pemikiran ekonomi Islam, untuk mengatakan bahwa sistim ekonomi sekarang salah, sangatlah sulit. Menurut saya masih panjang jalan untuk membawa kepada tatanan ekonomi Islam. Untuk membawa kembali kepada konstitusi yang beberapa pointnya sejalan dengan ekonomi Islam saja masih mendapat penolakan sangat besar. Sebab kita sudah puluhan mengatur ekonomi secara liberal.

Kita yakin ada tatanan ekonomi yang jauh lebih baik dari segala tatanan ekonomi manapun yang selama ini kita kenal, yakni ekonomi Islam. Tidak ada pilihan lain perekonomian Indonesia harus dikelola secara ekonomi Islam, meski jalan untuk menuju kesana masih sangat panjang.(Lim)

Selasa, Juni 09, 2009

KH. Abd. Rasyid Abdullah Syafii : Sistem Ekonomi Riba Pasti Musnah

Suara Islam edisi 68.

Firman Allah SWT:

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (QS. Al Baqarah 275-276).

Tafsir ayat riba

Muhammad Ali As shabuni dalam Tafsir Ayatul Ahkam mengatakan bahwa maksud “makan” pada ayat di atas adalah mengambil dan membelanjakannya. Digunakannya kata makan di sini mengingat maksud utama mengambil dan membelanjakan riba adalah untuk dimakan. Sebab makan adalah memenuhi kebutuhan pokok. Membelanjakan untuk keperluan lain adalah memenuhi kebutuhan sekunder. Selain itu kata “makan” ini sering dipakai dengan arti mempergunakan harta orang lain dengan cara yang tidak benar.

Para pemakan riba dalam ayat di atas dipersamakan dengan orang-orang yang kesurupan merupakan ungkapan yang halus sekali. Yakni, Allah SWT memasukkan riba ke dalam perut mereka itu sehingga memberatkan mereka. Hingga mereka sempoyongan, jatuh bangun. Itu akan menjadi tanda mereka nanti di hari kiamat sehingga semua orang mengenalinya.

Para memakan riba itu keterlaluan di dalam menganggap riba sama dengan jual beli yang halal, yakni mereka menghalalkan riba seperti jual beli padahal Allah SWT menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Allah SWT akan memusnahkan riba dan menumbuhkan shadaqah atau zakat. Para pemakan riba mencari keuntungan dengan muamalah riba. Sedangkan para penolak bayar zakat hendak mencari keuntungan dengan menolak membayar zakat yang telah disyariatkan Allah SWT agar diambil dari sebagian harta orang muslim untuk disucikan. Allah SWT justru menerangkan bahwa riba itu menyebabkan kurangnya harta dan menjadi sebab tidak berkembangnya harta. Sedangkan zakat adalah penyebab tumbuhnya harta dan bukan penyebab berkurangnya harta.

Hukum Riba

Dalam ayat di atas jelas haramnya riba. Allah SWT berfirman:

“Orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.

Keharaman riba itu ditegaskan kembali oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.

279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS. Al Baqarah 278-279).

Riba dengan segala macamnya diharamkan berdasarkan nas-nas yang tegas di atas, Sedikit ataupun banyak hukumnya sama. Tepat sekali apa yang difirmankan Allah: “Allah menghapuskan riba dan menumbuhkan zakat, dan Allah tidak suka setiap orang yang tetap dalam kekufuran dan banyak berbuat dosa”.

Riba yang diharamkan oleh Islam itu ada dua macam: riba nasiah dan riba fadhl. Riba nasiah adalah seorang menghutangi uang dalam jumlah tertentu kepada seseorang dengan batas tertentu, misalnya sebulan atau setahun, dengan syarat berbunga sebagai imbalan batas waktu yang diberikan itu.

Ibnu Jarir berkata: Di zaman jahiliyah biasa terjadi seseorang meminjami uang kepada orang lain untuk waktu tertentu. Kemudian apabila batas waktu yang diberikan itu sudah habis, ia minta uang tersebut untuk dikembalikan. Lalu orang yang berhutang tadi mengatakan kepada yang memberi hutang : Berilah aku waktu dengan uangmu itu akan kubayar lebih. Lalu keduanya sepakat untuk melaksanakan. Itulah riba yang berlipat ganda. Kemudian mereka masuk Islam dan dilarangnya praktek seperti itu”.

Riba semacam inilah yang kini berlaku di bank-bank dimana mereka mengambil keuntungan tertentu, sebesar sekian persen-sekian persen.

Riba fadhl adalah manakala seseorang menukarkan barangnya dengan barang sejenis dengan suatu tambahan. Misalnya gandum 1 kg dengan gandum 2 kg. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda:

“Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, beras dengan beras, kurma dengan kurma, garam dengan garam, harus ditukar dengan setara dan kontan. Siapa saja yang menambah atau minta tambah berarti telah berbuat riba. Yang menerima dan memberi adalah sama” (HR. Muslim).

Dalam hadits lain dikatakan: “Tetapi kalau jenis-jenis itu berbeda maka juallah/tukarlah sesukamu, asal secara kontan” (HR. Muslim).

Riba fadhl ini kini terjadi pada bursa-bursa barang (future trading) maupun bursa-bursa uang.

Bahaya system riba

Apapun jenisnya, riba dilaknat oleh Allah dan Rasul-Nya. Diriwayatkan bahwa sahabat Jabir r.a. berkata:

“Rasulullah saw. melaknat orang yang makan riba, yang memberi makan riba dengan harta riba, penulis riba, dan saksi riba—dan dia bersabda—semuanya sama”.

Dan perbankan ribawi inilah yang kini mengendalikan system perekonomian dunia. Bahkan bank-bank sentral di berbagai negara pun kini tidaklah di bawa kendali kepala negara, tetapi justru di bawah kendali IMF dan Bank Dunia yang merupakan alat dari para rentenir kelas dunia.

Di samping itu system perekonomian dunia dikendalikan dengan on line-nya system bursa di seluruh dunia dan berbagai perundangan yang meliberalkan system keuangan dan modal yang kerap menimbulkan krisis keuangan dan sangat rentan dengan pelarian modal (capital flight). Sistem pasar saham dan pasar uang yang merupakan riba (riba fadhl) inilah yang telah menjatuhkan bursa saham dan bank-bank pada tahun 1930-an (great depression) sehingga menjadi krisis global selama 10 tahun yang menyebabkan terjadinya perang dunia kedua (1939). Dan inilah yang terjadi pada krisis global hari ini di mana bank-bank dan perusahan skuritas di AS berjatuhan.

Kesimpulan

Sistem perekonomian ribawi yang dilaknat Allah adalah system yang menguntungkan segelintir konglomerat dan para bankir namun menyengsarakan mayoritas penduduk dunia. Sistem ekonomi tersebut secara siklik akan mengalami krisis karena hakikat dari system ribawi adalah tidak mendorong pertumbuhan harta tapi sekedar pertumbuhan modal yang itu lebih merupakan permainan angka-angka karena mayoritas system ekonomi ribawi itu adalah sector non riil. Lebih dari itu, system tersebut adalah system yang diharamkan dan dilaknat oleh Allah SWT sehingga tidak ada keberkahan di dalamnya. Wallahua’lam!

Kamis, Juni 04, 2009

KH. Muhammad Al Khaththath : PIAGAM UMAT ISLAM

Harapan umat untuk mendapatkan capres pro syariah yang seharusnya diusung oleh koalisi partai-partai Islam telah pupus. Sebab partai-partai Islam, sekalipun banyak ditentang oleh para kader maupun konstituennya, telah memutuskan untuk berkoalisi dengan SBY yang mengangkat Boediono sebagai cawapres. SBY memandang sebelah mata keberadaan cawapres dari partai-partai Islam yang total suaranya lebih besar dari Partai Demokrat milik SBY. Oleh karena itu, dalam pilpres kali ini umat Islam tampaknya sulit berharap.
Namun, sebagai pemandu perjalanan umat, para ulama, habaib, dan pimpinan organisasi massa Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) telah merumuskan suatu piagam perjuangan untuk mewujudkan tatanan negara dan bangsa muslim terbesar ini agar lebih terarah menuju masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT sehingga mendapatkan janji Allah, yakni keberkahan dari langit dan bumi (lihat QS. Al A’raf 96). Setelah menampung berbagai masukan dan usulan dari berbagai tokoh yang berembug di rumah sesepuh FUI, KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’I dan bahan dari Masyarakat Peduli Syariah (MPS) yang dipimpin H.Bambang Setyo, maka tersusunlah draft pigam sebagai berikut:

Bismillahirrahmanirrahim

Dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai negara baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur melalui Kepemimpinan Negara yang beriman, bertaqwa dan senantiasa memegang amanah, pada hari ini… tanggal…bulan… tahun 1430 H (Seribu empat ratus tiga puluh Hijriah), bertepatan dengan tanggal… bulan…tahun 2009 M (dua ribu sembilan Masehi), kami yang bertanda tangan di bawah ini bersepakat dan bertekad untuk mewujudkan secara bersama-sama:

1. Menjaga aqidah ummat, dengan memberantas berbagai aliran sesat dan menyesatkan, seperti organisasi Ahmadiyah; menanggulangi penyebaran pemikiran yang menyimpang seperti sekularisme, pluralisme dan liberalisme; serta berbagai tindakan yang menista agama.

2. Memperjuangkan penerapan syariah dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara secara konstitusional dalam berbagai bentuk; mempertahankan perda-perda syariah yang sudah diberlakukan; serta mendukung lahirnya perda-perda syariah di berbagai daerah.

3. Membangun sistem ekonomi syariah; menghentikan sistem kontrak karya pertambangan; nasionalisasi aset-aset strategis; menghentikan privatisasi BUMN; mengembangkan industri strategis; mengembalikan pengelolaan sumber daya alam kepada perusahaan-perusahaan umum milik negara; serta menggerakkan sektor riil sebagai basis perekonomian.

4. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ummat; membangun sistem kesehatan gratis bagi seluruh rakyat; membangun sistem pendidikan berbasis iman dan taqwa; mengalokasikan anggaran pendidikan secara penuh dan mewujudkan pendidikan gratis bagi rakyat; serta memajukan sekolah-sekolah Islam baik negeri maupun swasta.

5. Menentang intervensi asing dalam politik, ekonomi dan berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia; membersihkan pemerintahan Indonesia dari kaki tangan imperialis; serta menolak pendirian pangkalan militer negara asing di wilayah Indonesia.

Demikian kesepakatan kami. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi kesepakatan ini....

Piagam tersebut bila tidak ada halangan insyaallah akan ditandatangani oleh para ulama/habaib/pimpinan organisasi Islam. Sudah sekitar 100 orang tokoh yang siap menandatangani. Rencananya akan ikut tanda tangan salah satu pasangan capres-cawapres yang sudah memberikan kode mau ikut dalam perjuangan mewujudkan kelima poin di atas.

Tentu saja dalam hal ini FUI akan menitipkan aspirasi perjuangan di atas kepada pasangan capres-cawapres yang ikut tanda-tangan manakala mereka terpilih menjadi presiden dan wakil presiden yang definitif melalui pilpres 8 Juli mendatang. Dan lima poin di atas memang merupakan poin-poin yang bila diperjuangkan terkategori dalam istilah ”al amru bil mak’ruf wan nahyu anil munkar” atau menyuruh perbuatan yang baik menurut ajaran Islam dan melarang perbuatan yang buruk menurut ajaran Islam.

Tentu saja melaksanakan ”al amru bil makruf wan nahyu anil munkar” akan lebih efektif bila dilakukan secara terorganisir oleh jamaah di antara kaum muslimin (lihat QS. Ali Imran 104), apalagi bila dilakukan oleh para penguasa muslim yang punya otoritas kekuasaan untuk memerintah dan melarang (lihat QS. Al Hajj 41).

Namun semua itu tidak mungkin terwujud tanpa kerja sama yang baik di antara tokoh-tokoh Islam, baik kalangan ulama maupun penguasa. Allah SWT berfirman:

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. At Taubah 71).

Oleh karena itu, semoga ”Piagam Umat” di atas menjadi tonggak sejarah bagi kebangkitan umat di negeri ini untuk menuju kejayaan Islam wal muslimin. Wallahul muwaffiq ila aqwamit thariiq!